Mimpi Naik Unicorn

Mimpi Naik Unicorn

Gadis yang Suka Bermimpi

Di sebuah kota kecil bernama Lembah Pelangi, tinggal seorang gadis bernama Nara. Ia dikenal pendiam, tapi pikirannya selalu melayang ke dunia khayalan. Setiap malam sebelum tidur, Nara menatap langit dari jendela kamarnya sambil berandai-andai.

“Aku ingin sekali bertemu unicorn,” bisiknya pelan.
Ibunya hanya tersenyum. “Kalau kau terus bermimpi baik, mungkin saja unicorn itu datang.”

Nara menganggap ucapan ibunya sebagai doa. Setiap malam ia memejamkan mata dengan harapan yang sama: menunggangi unicorn dan berkeliling di negeri pelangi.

Pintu ke Dunia Ajaib

Suatu malam, langit terlihat berbeda. Bulan tampak lebih besar dan berwarna keperakan, memantulkan cahaya lembut ke seluruh kamar Nara. Saat ia mulai tertidur, tiba-tiba terdengar suara lembut memanggil namanya.

“Nara… bangunlah…”

Ia membuka mata dan terkejut. Di depan jendela berdiri seekor kuda putih bersayap, dengan tanduk berkilau di dahinya. Bulu tubuhnya berpendar seperti cahaya bintang.

“Ka kau unicorn?” tanya Nara dengan suara bergetar.

“Benar. Namaku Lunara, penjaga mimpi. Kau memanggilku setiap malam, dan kini saatnya kau ikut bersamaku.”

Tanpa berpikir panjang, Nara melangkah keluar jendela. Anehnya, tubuhnya melayang ringan. Ia duduk di punggung Lunara, memegang surainya yang lembut seperti kapas.

“Pegang erat, kita akan terbang melewati batas dunia manusia,” kata Lunara.

Terbang di Atas Pelangi

Dengan sekali hentakan sayap, mereka menembus langit malam. Bintang-bintang berputar di sekitar mereka seperti percikan cahaya, dan di kejauhan terbentang pelangi besar yang melingkar di antara awan.

Nara tertawa bahagia. “Aku benar-benar terbang!”

“Setiap mimpi punya jalannya sendiri,” jawab Lunara lembut.

Mereka melintasi negeri awan, melewati sungai susu, dan hutan yang berisi pohon-pohon berkilau. Di tanah itu, kupu-kupu bersinar beterbangan, dan angin beraroma manis seperti madu.

Lunara berkata, “Tempat ini bernama Aetheria. Hanya mereka yang percaya pada keajaiban yang bisa datang ke sini.”

Namun perjalanan mereka tak selalu indah. Awan hitam tiba-tiba muncul di ufuk timur. Angin berubah dingin, dan kilat menyambar langit.

Ujian Keberanian

“Pegang kuat-kuat!” seru Lunara.
Badai mimpi menyerang. Angin kencang membuat Nara hampir terjatuh. Ia gemetar ketakutan.

“Aku tak bisa!” teriak Nara.

“Kau bisa!” balas Lunara tegas. “Jika kau takut, mimpi ini akan runtuh!”

Nara memejamkan mata, mengingat kata-kata ibunya. Ia mengatur napas, lalu berteriak, “Aku percaya!”
Seketika, tanduk Lunara menyala terang. Cahaya pelangi menyebar, mengusir badai dan mengganti langit dengan sinar bulan yang damai.

Lunara tersenyum. “Kau telah melewati ujian keberanian. Kini, kau bukan hanya pemimpi, tapi penjaga mimpimu sendiri.”

Kembali ke Dunia Nyata

Mereka kembali melintasi pelangi menuju dunia manusia. Saat hampir tiba, Nara bertanya, “Apakah aku bisa melihatmu lagi?”

“Selama kau masih percaya, aku akan selalu ada di langit malammu,” jawab Lunara.

Nara merasakan hangat di dadanya saat tubuhnya perlahan menjadi ringan dan matanya tertutup.

Keesokan paginya, Nara terbangun di tempat tidurnya. Ia sempat mengira semua itu hanya mimpi. Namun, di meja belajarnya, tergeletak sehelai bulu putih berkilau. Ia tersenyum sambil memegangnya erat.

Sejak hari itu, Nara berubah. Ia menjadi gadis yang penuh semangat dan berani menghadapi segala tantangan. Teman-temannya kagum melihat perubahan itu.

“Aku belajar bahwa mimpi bukan untuk ditertawakan,” kata Nara suatu hari. “Mimpi adalah jalan menuju keberanian.”

Langit Tak Pernah Jauh

Setiap malam, Nara kembali menatap langit. Di antara bintang-bintang, ia kadang melihat cahaya pelangi yang berkelip lembut. Ia tahu Lunara sedang menepati janji.

Dan di dalam hatinya, suara lembut itu masih terdengar

“Teruslah bermimpi, Nara. Karena di balik setiap mimpi, ada sayap yang menunggumu untuk terbang.” Baca berita lain di sini.

Mimpi Naik Unicorn

Post Comment