Bebek Buruk Rupa
Bayi Bebek yang Berbeda
Di sebuah desa yang dikelilingi danau jernih dan ladang hijau, hiduplah seekor induk bebek yang menunggu saat menetasnya telur-telur miliknya. Hari itu, suara retakan kecil terdengar, lalu satu per satu cangkang terbuka. Anak-anak bebek mungil keluar dengan bulu kuning halus, kecuali satu. Telur terbesar yang terakhir menetas menghasilkan bayi bebek dengan bulu abu-abu kusam dan leher agak panjang.
Induk bebek menatapnya bingung, sementara anak-anak bebek lain menertawakan perbedaan itu. “Lihat! Dia tidak secantik kita,” kata seekor anak bebek. Sejak saat itu, si bebek kecil dijuluki Bebek Buruk Rupa.
Penolakan dari Sekitar
Hari-hari pertama hidupnya dipenuhi cemoohan. Anak-anak bebek lain sering menjauh, bahkan beberapa hewan di sekitar danau mengejek. “Kau terlalu aneh untuk menjadi bagian dari kawanan,” kata seekor angsa muda dengan nada mengejek.
Induk bebek berusaha melindunginya, tetapi tekanan dari sekitar membuat hati si kecil semakin rapuh. Setiap malam, ia menatap bayangannya di permukaan air. Wajahnya terlihat berbeda, dan ia bertanya dalam hati, “Mengapa aku tidak bisa seperti yang lain?”
Perjalanan Penuh Luka
Tak tahan lagi, Bebek Buruk Rupa memutuskan meninggalkan rumah. Ia berjalan melewati hutan, ladang, dan rawa-rawa. Di setiap tempat, penolakan selalu ia temui. Burung-burung kecil menertawakannya, bahkan seekor kucing malas mengusirnya karena dianggap tidak menarik.
Musim berganti, dan dinginnya salju membuat tubuhnya menggigil. Namun, meski menderita, ia terus bertahan. Ada kalanya ia hampir putus asa, tetapi dorongan kecil di hatinya berkata: “Jangan menyerah. Akan ada tempat yang menerimamu.”
Pertemuan dengan Angsa Putih
Pada pagi musim semi yang cerah, Bebek Buruk Rupa menjumpai sebuah kolam indah yang dikelilingi bunga-bunga mekar penuh warna. Di sana, ia melihat sekumpulan angsa putih anggun berenang dengan damai. Hatinya bergetar. Ia ingin mendekat, tetapi rasa takut ditolak kembali membuat langkahnya tertahan.
Namun, angsa-angsa itu justru menyapanya ramah. “Mengapa kau berdiri jauh? Mari bergabung dengan kami,” kata seekor angsa betina. Rasa heran menyelimuti dirinya, tetapi ia memberanikan diri mendekat. Saat ia menunduk melihat permukaan air, ia terkejut. Bulu abu-abu kusamnya telah berganti menjadi putih berkilau, lehernya tampak anggun, dan sayapnya membentang indah.
Kebenaran yang Terungkap
Rasa ragu berubah menjadi kebahagiaan. Ternyata, selama ini ia bukanlah bebek buruk rupa, melainkan seekor angsa putih yang terlahir berbeda. Semua ejekan, penolakan, dan luka hati kini sirna. Ia akhirnya menemukan jati dirinya dan bertemu keluarga baru yang menerimanya dengan sepenuh hati tanpa syarat.
Sejak hari itu, Bebek Buruk Rupa tidak lagi merasa sendiri. Ia berenang bersama kawanan angsa, terbang melintasi danau, dan menyadari bahwa keindahan sejati tidak selalu terlihat sejak awal.
Pesan dari Sebuah Perjalanan
Kisah Bebek Buruk Rupa mengajarkan bahwa setiap perbedaan memiliki makna. Terkadang, dunia memberi luka agar kita belajar menghargai diri sendiri. Ia mungkin lahir berbeda, tetapi perbedaan itulah yang membawanya pada kebenaran: keindahan sejati muncul ketika kita berani menjadi diri sendiri. Baca berita lain di sini.



